Pages

Selasa, 28 Desember 2010

Translation

AHA! Hi readers. Well, di tengah kesibukan dengan tugas-tugas kuliah (I'm not that busy, actually), sekarang gw lagi mencoba untuk menerjemahkan novel gw yang pernah gw tulis tiga tahun yang lalu ke bahasa Inggris. Entah kenapa, sekarang gw lagi demen banget sama cerita yang ditulis dalam bahasa Inggris. Bagi gw, suatu cerita yang ditulis dalam bahasa Indonesia agak terkesan basi, meskipun harus gw akui versi Indonesia dari beberapa buku luar memang diterjemahkan dengan sangat baik sehingga hampir sulit dipercaya itu hasil terjemahan.

Terus, kenapa gw terjemahin? Mungkin banyak readers yang bertanya-tanya tentang hal ini. Sebenarnya ini cuman usaha terakhir untuk menghasilkan buku yang berkualitas, meskipun gw akui prosesnya sangat sulit, karena gw harus menerjemahkan ratusan halaman yang pernah gw tulis dalam bahasa Indonesia dalam bahasa Inggris, but I like it. Kalau nantinya novel gw jadi buku yang berkualitas, gw berharap nanti buku gw akan difilmkan.

Difilmkan? Ya. Akhirnya gw nemu juga passion gw yang dulu milih masuk Jurnalistik. Awalnya gw hanya ingin menulis novel. Namun, sekarang? Gw jadi terobsesi buat bikin film fantasi yang diperankan aktor-aktor terkenal. kalau bisa semua aktor yang berkualitas harus main di film gw. Bukan hanya aktor luar, tapi dalam negeri juga. That's cool, right? Toh ga ada salahnya kan gw berharap bakal jadi kayaq gitu. Ya tinggal tunggu tanggal mainnya aja kapan novel gw yang selesai gw terjemahin ini muncul di toko-toko buku. For some reasons, I'm sure this book will be a bestseller throughout the country, maybe the world :)

Kamis, 16 Desember 2010

It's Nice To Know You

Halo readers, udah lama nih aku ga meng-update blog ini. Sori banget ya, akhir-akhir ini sibuk banget, sih... Okay, that's not an excuse, really, tapi berhubung aku udah di sini, jadi ya sudahlah. Waktunya untuk kembali bercerita.

Well, kali ini, aku pengen cerita tentang sesuatu yang paling indah, menyedihkan, membosankan, mengesalkan, dan me-kan lainnya yang mungkin udah bisa kalian semua tebak. Cinta. Ya elah, cinta lagi? Ya, aku tahu kalian bosan, ribuan cerita tentang cinta bisa kalian dapatkan dengan mudah hanya dengan mendengarkan pembicaraan di sekitar kalian setiap hari. Namun, berhubung udah kepalang, ya udah, aku mulai aja ya ceritaku. Sebagai catatan, ceritaku ini sudah kutulis sendiri menjadi sebuah buku, yang masih berada di ambang batas apakah aku akan menerbitkannya atau kusimpan sendiri.

Aku termasuk orang yang ga gampang jatuh cinta. Di saat cowok-cowok seumuranku udah mulai naksir cewek, aku masih sibuk berkutat dengan Playstation dan game-game RPG yang penuh dengan fantasi. Saat cowok-cowok seumuranku udah pacaran dan putus nyambung beberapa kali, aku baru pernah pacaran satu kali dan belum naksir cewek lagi untuk waktu yang lama, amat sangat teramat lama malah.

Awalnya, satu alasan mengapa aku lebih suka ngelonin Playstation dan game-game RPG adalah karena aku lelah dengan kehidupan nyata. Mungkin karena aku dulunya minder, aku merasa setiap kali main game RPG dengan cerita-ceritanya sendiri, aku jadi larut dalam cerita tersebut dan merasa seakan aku adalah tokoh utama dalam game tersebut. Hal yang sama juga terjadi ketika aku membaca novel. Novel apapun akan membuatku tahan untuk tetap terjaga selama berjam-jam, dan aku hanya berhenti jika mataku lelah atau mulai bosan.

Semua itu terus berlanjut sampai SMA, saat aku untuk pertama kalinya jatuh cinta (sound effect: clapping hands *ga usah dipedulikan, lebay...*). Harus kuakui, aku cukup bodoh mengejar-ngejar seorang cewek yang sama sekali tidak punya feeling kepadaku selama dua setengah tahun. Aku ulangi, dua setengah tahun. Waktu yang bagi sebagian besar cowok sudah cukup untuk putus nyambung minimal tiga kali. Hasilnya tetap nihil, justru berakhir dengan mengenaskan.

Di saat yang sama, aku pernah pacaran dengan teman lamaku yang pindah sekolah. Dia dua tahun lebih tua dariku. Hubungan kami hanya bertahan enam bulan, karena aku pacaran dengannya hanya karena dasar rasa kasihan, dan dia menganggapku cintanya satu-satunya. Ibuku juga tidak mendukung aku untuk pacaran dengan dia, sehingga kami putus dengan tragis.

Akhirnya, di saat aku sedang depresi-depresinya karena belum pernah sakit hati, aku naksir pada cewek lain, cewek yang jelas-jelas tidak akan pernah diterima oleh keluargaku. Dia cewek Jawa yang sama sekali beda ras dengan aku yang Chinese. Sialnya, karena satu kesalahan kecil, dia malah ill feel denganku. Aku mengejarnya sekuat tenaga, dia malah menjauhiku sekuat tenaga. Hasilnya, ya sudah bisa ditebak, aku tidak pernah bisa nyambung dengannya apalagi menyatakan perasaanku padanya.

Ketika aku mulai kuliah, kami berpisah jalan. Dia ke Yogya, aku ke Tangerang. Dalam tahun pertamaku kuliah, aku sempat suka dengan beberapa cewek di kampus. Namun, akhirnya kusadari bahwa perasaanku itu hanyalah suatu pelarian dari kenyataan. Aku pun mencoba menerima kenyataan, tetapi tidak bisa. Fakta bahwa si dia yang semakin dekat dengan "saingan"-ku itu semakin menusuk-nusuk hatiku. Selama kurang lebih tiga tahun, aku menghabiskan malam-malamku untuk memikirkan dirinya, cewek yang ga pernah suka sama aku akibat kesalahanku sendiri.

Setelah beberapa waktu berlalu, aku menyadari satu hal. Dia tidak pernah muncul dalam mimpi-mimpiku lagi. Dia tidak pernah lagi memenuhi kepalaku dengan senyumannya yang menawan setiap kali aku ingin tidur. Dia tidak pernah lagi menyinari kegelapan di hatiku seperti beberapa tahun sebelumnya. Akhirnya aku sampai pada satu kesimpulan yang mutlak: I've forgotten about my feelings to her.

Aneh memang, ketika kita merasa mungkin kita tidak bisa melupakan seseorang, ujung-ujungnya justru kesibukan-kesibukan kita membuat kita lupa sama sekali dengan sakit hati yang kita rasakan. Awalnya, aku mengira luka hati ini akan sembuh jika aku berhasil mendapatkan dia sebagai pasanganku, walaupun orangtuaku melarang. Namun, sekarang aku tahu itu salah. Kita tidak harus mendapatkan soulmate kita untuk menyembuhkan hati kita. Hanya sikap menerima kenyataan-lah yang membuat luka hati kita menyembuhkan diri. And honestly, now I consider her to be one of my best friends, and I don't have any desires left to have her as my girl. Kalau akhirnya aku merasa kangen untuk bertemu dia, dia muncul di kepalaku bersama teman-teman SMA-ku, yang sama-sama kurindukan karena kebersamaan yang telah kami lalui selama tiga tahun. Dia memang masih mendapatkan tempat khusus dalam diriku, tetapi sebagai sahabat, bukan sebagai gebetan.

Sekarang, aku dengan mudah bisa berpindah-pindah hati. Bukan berarti aku suka selingkuh sekarang. Aku belum pacaran lagi, tapi setidaknya sekarang aku bisa bebas memilih cewek mana yang kusukai dan ingin kudekati, bukan karena ingin melarikan diri dari kenyataan karena kehidupan cintaku yang begitu kelam, tetapi karena memang naluri sebagai seorang cowok normal yang tidak terpaku pada bayangan masa lalu.

It feels good to be free from those clutches. I just want to say thanks for you that makes my days beautiful. I still remember those days. Just thinking about you made my heart beat faster and lighten my days, no matter how dark they were.

Dan sekarang, seorang cewek lain muncul begitu saja di depanku, dan entah kenapa, I just feel that I can trust her, and maybe... I like her, just a bit. Memang kami belum pernah ketemu, selama ini hanya bertukar pesan lewat Facebook, chatting, berlanjut ke SMS. At least, it's worth trying. There's nothing wrong in having a hope that one day we'll be together, right? Segala sesuatunya kan dimulai dengan sebuah impian, dan inilah impianku, setidaknya, untuk saat ini. Are you the one? Maybe yes, maybe no. No one knows, but we'll never know 'til we try :)

That's all about my story. Have a Christmas and New Year, readers ^^

Selasa, 23 November 2010

Spinocerebellar Degeneration

Well, mungkin banyak yang bertanya-tanya istilah ini, Spinecerebellar Degeneration, atau yang sering disingkat SCD. Apaan sih SCD? Mungkin banyak yang tidak kenal istilah ini. Namun, jika saya sebut Spinocerebellar Ataxia atau SCA, semuanya pasti ber-oooh ria.

Ya, SCD adalah suatu penyakit yang tidak jelas penyebabnya (kemungkinan karena mutasi genetik atau keturunan) dan sampai sekarang belum diketahui bagaimana cara menyembuhkannya. Penyakit ini di Indonesia lebih dikenal dengan nama pendeknya, Ataxia, atau sering juga disebut Penyakit Degenerasi Saraf. Penyakit ini umumnya menyerang manusia pada usia muda sampai remaja. Penyakit ini menyebabkan degenerasi otak kecil (cerebellum) dan saraf tulang punggung manusia, sehingga memengaruhi sistem motorik penderita.

Otak kecil mengendalikan keseimbangan, dan saraf tulang belakang mengendalikan gerak refleks. Intinya, kedua bagian ini mengendalikan seluruh gerak aktif manusia yang dilakukan secara sadar. Lama kelamaan, penderita akan kehilangan keseimbangannya. Mereka akan sulit memperkirakan jarak. Pada tingkat lanjut, penderita tidak akan mengalami kesulitan menelan dan berbicara. Mereka akan menghabiskan waktu mereka di tempat tidur karena tubuh mereka tidak bisa lagi digerakkan sebagaimana mestinya.

Penyakit ini menjadi populer setelah dikenalkan oleh almarhumah Aya Kito (19 Juli 1962 - 23 Mei 1988) seorang penderita SCD dari Jepang. Dia adalah salah satu penderita SCD yang penyakitnya berkembang lebih pesat daripada penderita pada umumnya. Dia divonis menderita penyakit ini pada usia 15 tahun, dan dia sudah mengalami kesulitan berjalan pada usia 16 tahun. Dia sudah tidak bisa berjalan ketika dia berusia sekitar 19 tahun dan mulai sulit bicara pada usia 20-an awal. Dia meninggal pada usia 25 tahun ketika otak kecil dan saraf tulang belakangnya sudah berdegenerasi total, tidak memungkinkannya untuk bertahan hidup.

Namun, sebelum Aya meninggal, selama masa hidupnya, dia menulis buku harian yang akhirnya dibukukan dengan judul 1 Litre of Tears. Buku ini menginspirasi banyak orang di seluruh dunia, terutama tentang bagaimana dia berjuang melawan penyakitnya yang terus berkembang dengan pesat di setiap tarikan napasnya. Karena penyakit ini tidak memungkinkan Aya untuk bergerak normal, penyakit ini seperti penjara. Buku hariannya dimaksudkan sebagai alat pemantau bagi dokternya untuk mengawasi perkembangan penyakit Aya. Namun, akhirnya Aya justru curhat ke buku hariannya karena tekanan mental yang begitu berat.

1 Litre of Tears difilmkan dalam bentuk drama dengan judul yang sama dan diperankan oleh Erika Sawajiri. Nama keluarga Aya diganti menjadi Aya Ikeuchi. Drama tersebut sedikit diubah dari cerita aslinya untuk menambah unsur dramatis, di mana Aya harus bertahan terhadap serangan mental dari tatapan sebal teman-temannya setiap kali dia terlambat masuk kelas karena mobilitasnya yang terganggu. Aya juga harus dijauhi oleh kakak kelas yang disukainya hanya karena penyakit itu membuat Aya sulit berjalan lurus. Aya harus berhenti dari klub basket kesukaannya karena dia tidak bisa berlari. Di Indonesia, 1 Litre of Tears diadaptasi menjadi Buku Harian Nayla dengan cerita yang persis sama.

Dalam kebanyakan kasus, penderita SCD masih bisa hidup sampai usia 30-an. Namun, dalam kasus Aya, penyakit ini "membunuhnya" pada usia 25 tahun.

Saya sudah menonton film ini berkali-kali dan menghabiskan paling sedikit 2 bungkus tisu untuk membuang ingus setiap kali saya menontonnya. Film ini, bagi saya, adalah film motivasi yang paling luar biasa yang pernah saya tonton. Dari kisah-kisah orang-orang yang cacat, kisah Aya adalah kisah yang paling mengena di hati saya.

Sama seperti Aya, saya ingin menjadi seseorang yang dapat membantu orang lain. Karena itu, saya selalu fokus pada MLM yang saya jalankan ini. Bukan fanatik, hanya fokus. Saya tidak menderita SCD seperti Aya, tetapi saya memiliki visi yang sama. Di luar sana, banyak orang yang membutuhkan bantuan kita. Jika kita bisa membantu mereka, kenapa tidak? Saya tidak menderita SCD, karena itu saya pasti lebih bisa membantu orang lain daripada Aya.

Banyak orang yang mencela saya karena saya menjalankan MLM. Namun, setiap kali saya down, saya hanya mengingat kembali apa yang telah Aya Kito lakukan dan apa yang telah dihasilkannya sampai sekarang. Kita tidak boleh menyerah pada keadaan. Apapun kondisi kita, kita harus tetap maju. Mungkin kita sering menginginkan adanya mesin waktu untuk memutar kembali waktu ketika kita mengalami pengalaman yang pahit. Namun, sayangnya, itu tidak akan pernah terjadi. Yang bisa kita lakukan hanyalah bersiap atas apa yang akan menghampiri kita nantinya. So, keep fighting guys, don't lose to Aya :)

Kamis, 04 November 2010

Manusia Tidak Bisa Bekerja Selamanya

Kemarin saya diundang untuk makan malam bersama keluarga mantan ibu kost saya. Sekarang saya tidak tinggal di kost-nya lagi, tetapi beliau tetap mengundang saya untuk merayakan pesta ulang tahun salah satu anak kost-nya. Berhubung waktunya bentrok dengan jam kerja saya, maka saya menolak dengan halus.

Sekarang saya bekerja sebagai seorang terapis akupunktur. Akupunktur-nya tidak menggunakan jarum, jadi saya tidak perlu takut salah tusuk. Dengan alat akupunktur terbaru yang diciptakan oleh perusahaan MLM saya, saya berkeliaran ke mana-mana untuk menotok orang yang sakit dan menyembuhkan orang banyak.

Mantan ibu kost saya ingin ditotok juga setelah mendengar penjelasan saya tentang kerjaan saya yang bentrok dengan acara makan malam bersama itu. Beliau memaksa saya untuk ikut makan malam saja, sekalian menotok beliau. Masalahnya saya sudah ada janji dengan rekan kerja saya pada jam yang sama sehingga saya tidak bisa ikut makan malam bersama itu. Mau tidak mau, saya membuat janji temu lain dengan mantan ibu kost saya itu.

Kejadian ini bukan pertama kalinya. Beliau sering mengadakan acara makan-makan pada Jumat malam, dan Jumat malam saya sudah ada jadwal tetap, sehingga tidak bisa diganggu gugat. Pertama kalinya beliau mendengar tentang kenyataan bahwa saya sudah bekerja sambil kuliah, beliau malah "mengkritik" saya lewat teman saya, "Ah, kayak orang sibuk aja. Kan masih kuliah, ya santai saja lah."

Saya tidak tahu apakah beliau masih ingat atau tidak, dan saya juga tidak ingat apakah saya pernah memberitahu beliau atau tidak, bahwa orangtua saya sekarang single parent. Mama saya harus bekerja membanting tulang untuk menyekolahkan ketiga anaknya. Biaya pendidikan yang paling tinggi ya, tentu saja, biaya pendidikan saya sebagai anak kuliah. Tidak hanya itu, saya sekarang jauh dari rumah, dan tentunya saya dituntut untuk me-manage keuangan dengan lebih baik lagi. Biaya hidup semakin naik dari tahun ke tahun. Semester satu, saya masih bisa bertahan hidup dengan Rp500.000-Rp750.000 per bulan untuk konsumsi di luar uang kost. Menginjak semester tiga sampai semester empat, uang jajan saya meningkat menjadi Rp750.000-Rp1.000.000 per bulannya. Sekarang, saya harus berusaha menekan pengeluaran karena pengeluaran sehari-hari saya saja sudah mencapai Rp1.000.000-Rp1.500.000 per bulan di luar uang kost.

Mungkin memang benar, saya bisa bersantai-santai dulu, baru mati-matian bekerja pada saat lulus kuliah nanti. Namun, saya orangnya pemikir, dan saya merasa sangat tidak tenang jika semua biaya kehidupan saya saya bebankan ke Mama saya. Mama sudah semakin berumur, dan tidak bisa bekerja selamanya. Sekarang umur Mama saya sudah kepala empat, artinya sebentar lagi sudah mendekati usia pensiun.

Mantan ibu kost saya adalah tipikal orangtua yang sangat memanjakan anaknya. Ditambah lagi kepribadian anak-anaknya yang sangat introvert dan tidak pernah mengutarakan ketidaksukaan mereka terhadap suatu hal sampai betul-betul mendesak, maka lengkap sudah. Mantan ibu kost saya selalu memberikan apapun yang diinginkan anak-anaknya dan anak-anak kostnya walaupun mereka tidak memintanya. Kesannya seperti seorang freak. Untuk seseorang yang tidak suka dimanja (seperti saya), hal-hal seperti ini sangat membuat risih.

Beberapa tahun lalu, ketika saya masih kost di sana, saya membuat takjub beliau dengan menyapu kamar dan memasang seprai baru sendiri. Saya baru menyadari bahwa hal yang amat sangat wajar bagi saya seperti menyapu kamar sendiri terasa sangat menakjubkan bagi beliau. Itu berarti anak-anaknya selama ini tidak pernah melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari sendiri. Semuanya dilakukan pembantu. Saya tidak tahu apa yang beliau pikirkan, yang jelas saya merasa agak risih ketika beliau bertanya, "Kamarnya biar saya sapukan ya?" yang saya jawab dengan menggelengkan kepala dan berkata halus, "Gapapa tante, biar saya sendiri aja."

Bukannya saya selalu berpikir untuk melakukan segala sesuatunya sendirian. Ada kalanya kita perlu bantuan orang lain, ada kalanya kita harus melakukannya sendirian. Kalau bisa sendirian, kenapa tidak? Kalau memang harus dibantu orang lain, bukan berarti harus dibantu full. Saya tidak suka jika ada orang lain yang berusaha mengambil alih jobdesk saya dalam suatu pekerjaan. Jika memang dia ingin membantu, lakukanlah hal lain yang bisa mempermudah saya dalam mengerjakan sesuatu, bukan meringankan beban saya dengan ikut melakukan hal yang sama. Saya hanya memperbolehkan orang lain untuk mengerjakan hal yang sama dengan saya jika saya menghendakinya, dan tentunya jika orang itu mengiyakan.

Saya hanya berpikir seperti ini. Jika suatu hari nanti mantan ibu kost saya dan suaminya itu tidak bisa bekerja lagi, apakah mereka akan terus membayar pembantu untuk mengurusi kedua anak mereka yang sudah bisa dibilang dewasa? Apakah pembantunya harus mengikuti mereka ke manapun mereka pergi untuk memastikan keselamatan, kerapian, dan kebersihan mereka setiap saat?

Saya bekerja sambil kuliah, bukan berarti nilai kuliah saya turun. Tidak. IP saya bagus-bagus saja, dan saya selalu bisa mengambil full SKS setiap semester. Kenapa saya tidak menggunakan waktu luang saya untuk bekerja dan meringankan beban Mama saya? Walaupun hanya meringankan sedikit, setidaknya saya bisa mendapat tambahan uang jajan di luar passive income dari Mama, dan itu juga yang sangat Mama saya inginkan.

Sebenarnya simpel saja, apa yang saya lakukan ini demi masa depan saya. Jika suatu hari nanti Mama saya tidak bisa bekerja lagi, apakah saya harus menghabiskan rekening tabungan Mama untuk hidup saya? Tentu tidak. Saya tidak mengkritik orangtua yang selalu memanjakan anaknya, tetapi menurut saya, kalau bisa yang dikurangilah. Tidak perlu sampai memberikan anak sendiri sopir untuk diantar ke mana-mana, apalagi jika anaknya sudah dewasa. Lebih baik anak diberikan kesempatan untuk mencoba kendaraan umum sendiri sejak dini, dan dibiasakan melakukan segala sesuatunya sendiri, jangan terus-menerus ditemani. Dunia memang berbahaya, tetapi lebih bahaya lagi jika kelak Bumi dipenuhi oleh orang-orang manja yang tidak bisa hidup tanpa tunjangan dari orangtua mereka. Manusia toh tidak bisa bekerja selamanya kan?

Senin, 06 September 2010

10 Keys to Success

Hai readers, setelah ber-melankolis ria dengan kisahnya seorang Agnes Santoso, mari kita kembali ke pembahasan mengenai kesuksesan.

Kemarin saya mendapatkan sharing dari seorang rekan kerja saya mengenai 10 kunci yang harus Anda pegang ketika Anda mengejar sebuah kesuksesan. 10 kunci ini harus selalu Anda pegang, atau Anda tidak akan ke mana-mana, sekeras apapun Anda berusaha. Kunci-kunci ini tidak luput dari "senjata" yang harus selalu Anda pegang dalam melakukan suatu hal, yaitu impian Anda.

1. Prayer (Doa)
Ora et Labora, berdoa sambil bekerja. Tentunya Anda tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini. Sekeras apapun Anda bekerja, tanpa bimbingan dari Tuhan, Anda tidak akan pernah meraih kesuksesan. Semua yang terjadi dalam kehidupan kita adalah atas bimbingan dan kehendak Tuhan. Tidak ada yang namanya kebetulan, semuanya sudah digariskan dalam kehidupan Anda, tinggal bagaimana Anda menjalankan hidup Anda dan menghiasi hidup itu.

2. Habit (Kebiasaan)
Banyak orang, ketika mendengar kisah tentang seorang yang sukses, biasanya akan berkata begini, "Ah, itu kan dia, saya tidak akan bisa". Sebenarnya permasalahannya bukan pada apakah Anda bisa atau tidak, tetapi lebih kepada kebiasaan. Banyak di antara kita yang bekerja keras setiap hari dan hampir tidak mengenal kata lelah. Mengapa mereka bisa seperti itu? Jawabannya adalah kebiasaan. Mereka sudah terbiasa untuk bekerja seperti itu. Karena itu, mulai sekarang, cobalah Anda menumbuhkan kebiasaan yang baik untuk mengembangkan diri Anda.

3. Discipline (Disiplin)
Tidak bisa dipungkiri, di dunia kerja, kedisiplinan adalah segalanya. Waktu tidak akan pernah melambat maupun berhenti. Jika Anda ingin sukses, lakukan segala sesuatunya sesuai dengan jadwalnya. Jangan pernah terlambat menghadiri suatu pertemuan, karena keterlambatan akan memengaruhi integritas dan kredibilitas Anda di hadapan rekan-rekan kerja dan calon rekan kerja Anda. Walaupun Indonesia terkenal sebagai negara yang ngaret, Anda tidak harus selalu mengikuti budaya ngaret itu, kan?

4. Team (Tim)
Anda tidak dapat melakukan segalanya sendirian. Sekalipun Anda merasa Anda adalah orang yang paling tepat untuk menjalankan segala sesuatunya, jangan pernah berpikir bahwa Anda akan dapat menyelesaikan semuanya. Anda harus memiliki tim kerja atau suatu komunitas yang dapat membantu Anda. Sebuah tim akan selalu mempermudah kerja Anda, betapapun Anda tidak menyukai bekerja bersama orang lain. Jarak 1 km, jika diestafet dengan 1000 peserta, akan dapat dicapai dalam hitungan detik. Satu orang hanya perlu berjalan 1 meter. Artinya, dengan bekerja bersama orang lain, Anda dapat membagi sedikit beban Anda kepada orang lain, sehingga kerja Anda akan menjadi lebih ringan daripada jika Anda bekerja sendirian.

5. Powerful Memory (Kenangan Kuat)
Selalu ingat kenangan Anda yang terkuat, yang paling ingin Anda pertahankan dalam benak Anda selama mungkin. Kenangan Anda ini akan membantu Anda untuk terus bangkit di kala Anda down. Mungkin tidak harus sebuah kenangan di masa lalu. Anda dapat juga mengonstruksi sendiri kenangan itu dalam bentuk impian-impian Anda, sesuatu yang sangat ingin Anda wujudkan di masa depan kelak.

6. Affirmation (Afirmasi)
Afirmasi akan sangat membantu Anda untuk membangun sebuah keyakinan dalam diri Anda. Jika Anda sudah mengafirmasi suatu hal, Anda akan menjadi yakin dan terpacu dalam mencapai hal tersebut. Afirmasi adalah harga mati bagi seseorang yang ingin mencapai kesuksesan. Afirmasi ini dapat berwujud apa saja, misalnya Anda foto bersama mobil mewah yang sangat ingin Anda miliki. Di foto itu, pasangkan target kapan Anda harus mendapatkan mobil tersebut. Mengapa target? Bukankah target bisa meleset? Tenang saja, justru jika target yang sudah Anda tetapkan sebelumnya belum terpenuhi, Anda akan semakin terpacu untuk meraih impian Anda.

7. Incantation (Mantra)
Ini bukan ilmu nujum atau guna-guna, readers. Saya tidak mengajarkan Anda menjadi praktisi ilmu hitam di sini. Anda harus menetapkan suatu hal yang dapat memicu Anda untuk melakukan suatu hal. Afirmasi tidak akan ada gunanya jika Anda tidak memiliki suatu "mantra" untuk melaksanakan sesuatu. Misalnya, jika Anda ingin mendapatkan mobil mewah, Anda dapat mengulang-ulang suatu kalimat yang mengafirmasi keinginan Anda itu selama beberapa menit setiap hari. Lama-kelamaan, afirmasi itu akan terpatri dalam benak Anda dan Anda akan melakukan apa saja untuk mewujudkannya.

8. Promise to the Beloved (Janji untuk Orang yang Dicintai)
Afirmasi dan mantra belum cukup. Impian-impian Anda tidak akan lepas dari orang-orang yang Anda cintai. Even the cruelest murderer has a spark of love deep within his/her heart. Jika Anda ingin meraih kesuksesan, berjanjilah secara langsung kepada orang-orang yang Anda cintai, janji apa saja, entah janji untuk membelikan mobil baru, rumah baru, dsb. Jika Anda sudah berjanji secara langsung, Anda akan sulit untuk berbelok dari jalan Anda menuju kesuksesan.

9. Fear (Ketakutan)
Jadikan ketakutan terbesar Anda sebagai motivasi untuk meraih impian-impian Anda. Bukan ketakutan seperti "saya takut gelap" dan lain sebagainya, tetapi lebih pada ketakutan yang Anda alami ketika, misalnya, Anda bertemu untuk terakhir kalinya dengan pasangan Anda. Mungkin Anda takut bahwa Anda tidak bisa lagi melihat wajah tersenyum orangtua Anda, atau Anda takut nantinya Anda harus jadi gelandangan karena di-PHK oleh perusahaan Anda saat Anda sedang mengalami kesulitan keuangan, dan ketakutan-ketakutan lainnya.

10. Health (Kesehatan)
Jaga kesehatan Anda. Semua kesuksesan Anda nantinya tidak akan ada gunanya jika Anda harus menggunakan semua harta Anda untuk merawat diri Anda sendiri beberapa tahun mendatang. Tidak lucu kan jika Anda sudah mendapatkan kesuksesan sebagai, misalnya, musisi terkenal di seluruh dunia, tetapi stroke membuat Anda tidak bisa lagi tampil di atas panggung, atau Anda sebagai direktur yang lumpuh total. Perhatikan baik-baik kesehatan Anda. Jika Anda sakit, bukan hanya Anda yang repot, tetapi juga orang-orang yang dekat dengan Anda, karena mereka juga harus berusaha agar Anda sehat kembali.

Senin, 30 Agustus 2010

"Papa Sering Telat Makan"

Agnes Santoso, seorang mahasiswi kedokteran sebuah universitas swasta di Jakarta. Agnes masih begitu muda, baru berusia 21 tahun, tetapi jangan main-main dengan gadis satu ini.

Agnes juga sama seperti saya, seorang pebisnis MLM Tianshi. Peringkat Agnes bisa dibilang belum terlalu tinggi di mata orang awam, baru saja kemarin impact *6. Namun, di balik sosoknya yang kecil mungil, percaya atau tidak, Agnes telah meraih bonus yang setara jumlahnya dengan seorang distributor *7 dan *8 Tianshi, Rp15.400.000. Bayangkan. Bagi seorang mahasiswi, uang sebanyak itu akan digunakan untuk apa? Walaupun Agnes seorang perempuan, tetapi setidaknya uang sebanyak itu baru akan habis kira-kira dua bulan lagi, dan saya rasa Agnes tidak akan tinggal diam walaupun sudah mendapatkan bonus sebesar itu.

Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana bisa Agnes mendapatkan grup yang begitu bersemangat sehingga bonusnya sebesar itu? Sebenarnya, seorang Agnes Santoso belum memiliki partner yang cukup aktif dalam menjalankan bisnis ini. Bonus sebesar itu adalah hasil kerja kerasnya sendiri. Lho? Koq bisa? Berikut cerita gadis mungil ini pada sesi dream sharing NDT (Network Development Training) Unicore pada 29 Agustus 2010 kemarin.

Agnes berasal dari keluarga yang sangat mapan. Dia berasal dari Nias. Selama 15 tahun pertama hidupnya, Agnes hidup berkecukupan. Nilai-nilai Agnes selalu di atas rata-rata. Dia selalu ranking tiga besar di sekolahnya. Namun, Maret 2005, sebuah tragedi mengerikan mengubah hidupnya untuk selamanya.

Gempa berkekuatan 8,2 skala Richter mengguncang Nias pada 28 Maret 2005 pukul 23.09 WIB. Ibu dan kedua adik Agnes (Alfred dan Alicia) meninggal dalam bencana itu. Agnes bahkan masih sempat mendengar suara ibunya beberapa jam sebelum gempa. Ibunya berjanji akan meneleponnya (saat itu Agnes berada di Jakarta) pukul 23.00.

Namun, tidak pernah ada telepon dari ibunya tersayang. Agnes kehilangan hampir seluruh keluarganya. Ayahnya patah kaki dan harus berobat ke luar negeri selama sebulan. Agnes tidak pernah melupakan saat-saat itu, saat-saat ketika dia tidak bisa lagi mendengar suara ibunya yang sangat dicintainya.

Alfred, adik laki-laki Agnes, pernah berjanji kepada Agnes bahwa mereka akan kuliah di Jakarta bersama. Hal itu tidak akan pernah terwujud. Sebelum dapat mewujudkan impiannya untuk kuliah bersama kakak sekaligus saingan terberatnya dalam hal akademis, Alfred telah berpulang kepada penciptanya.

Alicia, adik perempuan Agnes yang paling kecil, sering mengadu pada Agnes ketika Alfred menjahilinya. Ketika Agnes berangkat ke Jakarta, Agnes berjanji untuk membelikan Alicia buku gambar. Namun, keinginan Agnes untuk menyenangkan adik bungsunya itu juga tidak akan pernah terwujud. Alicia juga telah pergi meninggalkan Agnes untuk selamanya.

Yang paling membuat Agnes berduka adalah kehilangan ibunya yang selama ini selalu memperhatikannya. Agnes tidak pernah lagi bisa mendengar suara ibunya, tidak bisa lagi menerima telepon dari ibunya, dan tidak akan pernah mendengar omelan-omelan ibunya lagi. Agnes membenci saat-saat dia diomeli ibunya ketika nilai sekolahnya turun. Namun, sekarang, Agnes begitu merindukan omelan ibunya.

Agnes membenci ayahnya. Menurut Agnes, ayahnya hanya bisa memberikannya uang, uang, dan uang. Ayahnya tidak pernah menelepon hanya untuk sekadar menanyakan kabar Agnes, bagaimana kuliahnya, dan lain sebagainya seperti yang pernah dilakukan ibunya. Setelah tiga tahun berlalu sejak bencana itu, ayah Agnes malah dikabarkan akan menikah lagi. Agnes semakin membenci ayahnya, bahkan menuntut agar ayahnya memberikan harta warisan almarhum ibunya kepada Agnes saja.

Agnes bahkan sempat menghujat Tuhan dan menuntut agar ibu dan saudara-saudaranya dikembalikan. Agnes ingin ayahnya mati saja sebagai ganti ibu dan adik-adiknya yang sangat dikasihinya.

Namun, Agnes tidak mengetahui kenyataan bahwa selama ini ayahnya begitu menyayangi dirinya. Setelah sembuh dari patah kakinya, ayah Agnes bekerja membanting tulang demi membiayai kuliah Agnes. Setiap harinya, ayah Agnes terlambat makan, dan setiap harinya pula ayah Agnes hanya makan nasi padang. Hanya pada hari Kamis saja ayah Agnes makan nasi soto. Setiap hari ayah Agnes harus jaga toko. Tubuhnya yang dulu tegap, kini lemah lunglai. Uban mulai bermunculan di kepala ayah Agnes. Ayah Agnes juga mulai sakit-sakitan dan gampang masuk angin.

Agnes baru mengetahui kenyataannya ketika salah satu keluarganya mengabarkan bahwa ayah Agnes tidak pernah punya semangat hidup lagi sejak tragedi itu merenggut nyawa hampir seluruh anggota keluarganya. Satu-satunya alasan ayah Agnes masih terus bertahan hidup adalah untuk melihat Agnes diwisuda, lulus kuliah, dan jadi orang sukses.

Saat itulah Agnes menyadari semua kesalahannya. Selama ini dia hanya menuntut, menuntut, dan menuntut. Agnes ingin ayahnya meneleponnya dan menanyakan kabarnya, tetapi dia sendiri tidak pernah berkeinginan untuk menelepon ayahnya. Akhirnya, Agnes bertekad, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk membahagiakan ayahnya, satu-satunya orangtua yang tersisa baginya, orangtua yang dititipkan Tuhan padanya untuk dibahagiakan oleh Agnes.

Di Jakarta, Agnes hidup bersama keluarganya yang lain. Mereka tidak membuat kondisi Agnes semakin membaik, apalagi dengan kenyataan bahwa saat ini Agnes sedang berjuang untuk menebus impiannya di MLM Tianshi. Seringkali Agnes harus kehujanan dan kepanasan ketika berkeliling ke berbagai tempat dengan sepeda motornya. Dia harus rela terkunci di luar dan menumpang tidur di rumah tetangga ketika dia pulang terlalu malam. Ketika Agnes sakit, bukannya membantu Agnes, keluarga Agnes malah menyalahkan Agnes dengan menegurnya karena sering pulang malam-malam.

Agnes menjalankan MLM bersama pacarnya. Selama pacaran, Lukas, pacar Agnes, tidak diterima dengan baik oleh keluarganya. Mereka menganggap Lukas hanya jago makan dan tidak bisa apa-apa. Namun, Agnes dan Lukas tetap tegar. Mereka menjalani bisnis ini bersama-sama.

Agnes memimpikan dirinya bisa menjadi seperti remaja lain, yang selalu ngapel setiap malam minggu bersama pasangan mereka, jalan-jalan ke mal untuk shopping, bergosip dengan wanita-wanita seusianya, dan lain-lain. Namun, demi membahagiakan ayahnya yang dulu dibencinya setengah mati, Agnes mengabaikan segalanya. Dia harus prospecting setiap hari, mengabaikan kenyataan bahwa sebetulnya dia masih bisa menikmati hidup enak seperti remaja lain. Kalau shopping, Agnes tidak pernah pergi ke mal, tetapi dia malah harus pergi ke stockist untuk belanja produk-produk pesanan prospeknya. Agnes baru bisa meluangkan waktunya untuk nonton di bioskop bersama pacarnya setelah enam bulan pacaran.

Agnes belum memiliki frontline yang benar-benar aktif, tetapi dia tidak mengeluh. Dia menjalankan segalanya sendirian, hanya didukung oleh pacarnya Lukas yang satu visi dengannya. Semua yang Agnes lakukan hanya demi satu impiannya, dia ingin membahagiakan ayahnya. Setiap penolakan yang dialami Agnes tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan betapa besarnya impian Agnes. Agnes hanya bertekad untuk membahagiakan ayahnya sebelum segalanya terlambat, sebelum ayahnya juga pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya. Dan lewat bisnis MLM ini pula, Agnes telah menemukan jalan tercepat untuk membahagiakan ayahnya.

Walaupun peringkat Agnes baru *6 Excel, tetapi dia telah memiliki kualitas leadership yang setara dengan seorang Director seperti Bapak Louis Tendean (peringkat tertinggi se-Asia Tenggara, Director 4 Diamond). Dengan usaha seperti ini, tidaklah mengherankan jika tahun depan terdengar berita bahwa seorang Agnes Santoso telah menerima reward mobil mewah, kapal pesiar, pesawat terbang, dan villa dari bisnis Tianshi. Berjuanglah Agnes! MARI KITA TEBUS IMPIAN KITA BERSAMA TIENS DAN UNICORE!

Minggu, 29 Agustus 2010

Zat Kitin dan Chitosan

Kitin (C8H13O5N)n (dalam Bahasa Inggrisnya disebut Chitin (baca: kaitin)) adalah polimer berantai panjang dari asetilglukosamin-N, sebuah turunan dari glukosa. Zat ini ditemukan di banyak tempat di seluruh dunia. Zat kitin adalah komponen utama dari dinding sel jamur, exoskeleton (kerangka luar) dari arthropoda seperti crustacea (udang-udangan seperti kepiting dan udang) dan serangga, serta mulut bangsa chepalopoda, termasuk cumi-cumi dan gurita (mulut bangsa cumi-cumi ini mirip dengan paruh burung nuri yang miring, dan mulut ini sangat keras). Kitin sebanding dengan selulosa polisakarida dan protein keratin. Meskipun keratin adalah protein, bukan karbohidrat seperti kitin, kitin dan keratin memiliki struktur yang sama. Kitin juga telah terbukti bermanfaat untuk keperluan medis dan beberapa industri. Kali ini saya akan membahas mengenai fungsi kitin dalam dunia medis.

Kitin bersifat tidak larut dalam air. Tentu saja, jika zat kitin larut dalam air, maka kepiting, udang, dan bangsa udang-udangan lainnya akan menjadi botak karena kerangka mereka terkikis oleh air. Karena tidak larut dalam air, zat kitin ini tidak boleh masuk dalam tubuh, karena akan terjadi sedimentasi. Dalam keperluan medis, kitin ini digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka luar, walaupun lebih banyak tenaga medis yang lebih memilih menggunakan obat luka seperti Betadine dan perban bergulung-gulung. Lho? Kok begitu?

Masalah terbesar dalam penggunaan kitin adalah sifatnya yang tidak larut dalam air ini. Kitin biasanya berbentuk bubuk. Penggunaannya biasanya dengan cara ditaburkan pada luka terbuka yang sudah dibersihkan. Luka luar ini bukan berarti luka bacok sedalam beberapa senti. Maksud luka luar adalah luka yang benar-benar luar, misalnya seperti lecet yang sampai berdarah. Ketika kitin ditaburkan pada luka terbuka, kitin akan bersenyawa dengan trombosit (keping darah) pada luka Anda dan mempercepat proses pembekuan darah dan pembentukan benang-benang fibrin.

Kalau hanya membantu pembentukan fibrin, tidak masalah. Namun, begitu kitin ini bersenyawa dengan zat-zat cair yang terkandung dalam darah di luka Anda, entah nanah, keringat, dan lain sebagainya, kitin ini akan mengerak. Selama mengerak, kitin akan membuat Anda sulit menggerakkan bagian kulit Anda yang terluka. Nantinya, kitin akan terlepas bersama kerak bekuan darah Anda dan kulit Anda akan terlihat seperti baru. Karena inilah kitin tidak boleh dimasukkan dalam tubuh. Bayangkan kalau kitin ini mengerak di jantung Anda yang berlubang. Jika keraknya terlepas, kerak akan sulit dikeluarkan dari tubuh sehingga terjadi semacam sedimentasi.

Kitin ini sebenarnya dapat digunakan dalam berbagai jenis luka luar, tetapi jika Anda menggunakannya pada persendian yang banyak bergerak seperti lutut Anda, proses penyembuhan luka akan menjadi sangat lambat. Kerak yang sudah terbentuk oleh kitin tadi nantinya akan retak sebelum waktunya karena Anda sering bergerak, dan sensasinya... Wow! Setiap kali Anda bergerak dengan kerak kitin pada kulit persendian Anda, Anda akan merasa sangat sakit, bahkan mungkin lebih sakit daripada ketika Anda terluka sebelumnya. Jika Anda ingin menghindari sakit, jangan bergerak sampai kerak kitin benar-benar sudah terbentuk sempurna. Kerak kitin yang sempurna akan menjadi cukup fleksibel sehingga tidak retak ketika Anda bergerak. Masalahnya, seringkali kita terlalu sibuk sehingga kitin ini mau tidak mau tetap retak juga karena proses pengerakannya belum sempurna.

Jika luka sudah mulai sembuh, kitin ini akan terkikis dengan sendirinya seperti layaknya kerak darah beku di kulit Anda. Jangan pernah mencoba membersihkan kitin dengan air dan menggosoknya! Salah-salah, luka Anda akan terbuka lagi, dan ingat, kitin tidak larut dalam air. Ketika bertemu dengan air, zat kitin justru semakin mengeras seperti semen.

Lalu bagaimana? Jika kitin tidak bisa digunakan untuk luka dalam seperti maag kronis atau lecet pada usus, bagaimana caranya mempercepat penyembuhan organ dalam tubuh Anda?

Teknologi kedokteran yang modern telah menemukan caranya. Zat kitin dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terbentuklah zat bernama Chitosan. Chitosan ini memiliki properti yang sama seperti zat kitin dalam hal menyembuhkan luka, zat chitosan bersifat sedikit larut dalam air.

Karena itu, chitosan dapat masuk ke dalam tubuh dan membantu penyembuhan luka dalam tubuh Anda. Chitosan juga dapat mengikat zat-zat racun dalam darah sehingga dapat membantu proses detoksifikasi. Selain itu, sifatnya yang sedikit larut dalam air membuat zat chitosan dapat hancur sedikit demi sedikit dalam tubuh dan terbuang lewat kotoran dan urin, tidak seperti kitin yang dapat mengendap dalam tubuh Anda. Chitosan biasanya dikemas dalam bentuk kapsul.

Namun, jangan sekali-kali Anda menuangkan serbuk chitosan ke mulut Anda langsung. Ingat, chitosan SEDIKIT larut dalam air. Jangan salahkan saya atau dokter Anda jika tiba-tiba Anda merasa tenggorokan Anda seret setelah menelan serbuk chitosan dalam jumlah besar. Chitosan akan tetap mengeras ketika bertemu dengan zat cair, tetapi tidak sekeras kitin. Proses pengikisan chitosan akan memakan waktu. Jadi, jika Anda melihat produk chitosan yang dikemas dalam bentuk sachet, jangan pernah tergoda untuk membelinya. Salah-salah, Anda harus mengerok zat itu dari kerongkongan Anda nantinya.

Mengapa disimpan dalam bentuk kapsul? Chitosan larut dalam cairan asam. Setelah kapsulnya meleleh di lambung, chitosan yang bersifat basa akan bertemu dengan asam lambung. Basa dan asam saling menetralisir. Karena itu, chitosan juga bagus untuk orang yang menderita maag. Zat ini akan larut dalam asam lambung dan terurai, kemudian "diekspor" ke seluruh tubuh untuk mengikat racun dalam darah.

Sebagai tambahan, chitosan masih dapat diaplikasikan sebagai obat luar. Kalau untuk obat luar, chitosan masih dapat digunakan dalam jumlah besar seperti zat kitin, tergantung besar lukanya. Chitosan juga dapat menyembuhkan pembusukan (gangren) yang disebabkan oleh diabetes akut. Berguna sekali, bukan?

Untuk distribusi, zat kitin biasanya dimiliki oleh para praktisi pengobatan Cina kuno seperti shinse dan tabib, sedangkan zat chitosan biasanya didistribusikan secara eksklusif ke toko-toko obat dan suplemen. Zat kitin dan chitosan ini termasuk zat yang berbahaya jika tidak digunakan dengan benar, karena itu, distribusinya termasuk agak tertutup. Anda dapat bertanya ke apotik atau toko obat terdekat jika Anda ingin membeli chitosan. Sangat sedikit apotik dan toko obat yang menyediakan zat kitin sekarang ini, karena penggunaan kitin jauh lebih beresiko dibandingkan chitosan, walaupun keduanya sama-sama berguna dalam dunia medis.

Jadi, readers, jika Anda terluka, Anda dapat menggunakan kitin atau chitosan untuk membantu penyembuhan luka Anda. Jika tidak ada shinse kenalan Anda yang menyediakan stok kitin untuk Anda, Anda dapat mencoba memakan cangkang kepiting dan udang. Dagingnya nanti buat saya saja, hehehe (yang ini bercanda). Paling tidak, Anda sudah tahu kegunaan cangkang kepiting dan udang yang biasanya Anda buang kan? :)

Jumat, 27 Agustus 2010

Welcome Back!!!

Huah... Blog-ku terbengkalai ya? Gawat...

Anyway, for the newest update, I don't know what to write
... Hahaha...

Sekarang sih lagi sibuk-sibuknya merevisi novel, bisnis MLM, dan PDKT dengan si dia... Ditambah lagi sibuk kuliah dari Senin-Sabtu... Buset deh... Hampir tiap hari ga pernah ada di kost... Aku cuma pulang kost buat nyantai benter dan istirahat. Selebihnya ya di luar kost, hehehe...

Bagi yang udah nunggu-nunggu update blog-ku, harap bersabar, karena aku belum nemuin topik yang pas buat dibahas di blog-ku ini, hehehe... Sabar ya readers :)

Senin, 14 Juni 2010

I Just Wanna Cry Out Loud This Time, Just This Once...

Kali ini aku ingin membahas tentang masalah persahabatan dan cinta. Kayaknya blog ini pas banget dengan namanya, Complexity, karena memang hidupku dan pikiranku begitu kompleks dan penuh warna.

Aku sedang jatuh cinta. Bukan sedang lagi sebenarnya, karena aku sudah menyatakan perasaanku kepadanya. Namun, terbersit dalam pikiranku untuk mengutarakan keenggananku untuk pacaran dengannya, walaupun dia sudah menunjukkan respon positif. Dia memang belum menyatakan kesediaannya untuk memacariku, tetapi di saat seperti inilah pikiranku selalu memikirkan sesuatu yang tidak-tidak dan membuatku depresi mental. Mengapa?

Mungkin ada yang langsung berpikir untuk melucu dan mengataiku seorang homoseksual. Sayangnya, bukan itu jawabannya, wahai orang-orang aneh... Aku normal. Mengapa aku masih menonton video Ariel-Cut Tari dengan begitu semangat kalau aku seorang homoseks?

Oke, out of context. Serius. Sebenarnya alasanku ingin membatalkan pernyataan itu hanyalah satu kata. Takut. Entah sudah berapa kali hidupku diombang-ambingkan oleh cinta (cailah bahasanya...). Aku sudah jatuh cinta berkali-kali, tetapi tidak pernah ada cinta yang benar-benar bisa kuraih. Aku takut si dia akan mengkhianatiku lagi kali ini. Aku takut hubungan kami akan meregang karena kesibukanku (anehnya, aku selalu jatuh cinta dan menginginkan seorang pacar ketika aku sedang hectic, sejak dulu selalu seperti itu). Aku takut aku tidak bisa menjadi pasangan yang baik dan memenuhi permintaannya. Namun, di sisi lain, aku begitu ingin dia terus bersamaku, paling tidak mengabariku segala hal yang terjadi dalam hidupnya lewat SMS atau sekadar telepon, atau apalah.

Namun, aku bingung, aku tidak tahu apakah aku akan selalu ada untuknya di kala dia menginginkanku hadir di sisinya. Jika aku menginginkan dia selalu di sisiku tetapi aku tidak pernah bisa hadir di sisinya, sama saja bohong. Itu berarti aku egois. Aku tidak mau hubungan kami meregang karena masalah seperti itu.

Yang kedua, masalah sahabat. Mungkin orang-orang melihatku sebagai seorang yang biasa saja dan tidak punya masalah. Mungkin punya, tetapi bisa kuatasi tanpa menimbulkan masalah lain. Namun, entah sudah keberapa kalinya aku melukai hati sahabat-sahabatku. Aku orang yang benar-benar egois, dan ketika aku menyadari semua kesalahanku, semuanya sudah terlambat. Hubungan kami tidak pernah seperti dulu lagi.

Setiap kali aku membuka akun Facebook-ku, setiap kali aku melihat post dari sahabat-sahabatku, aku begitu ingin menuliskan comment untuk mereka, hanya untuk berkomunikasi dengan mereka. Namun, aku tidak bisa. Aku takut melakukan kesalahan dan membuat hubungan kami semakin parah. Setiap kali aku melihat post-post itu, hatiku menjerit. Aku terjepit antara rasa sedih yang teramat sangat dan kegembiraan yang luar biasa. Sedih karena aku tidak mampu untuk menggerakkan mouse-ku dan meng-klik kolom comment, kemudian menuliskan apa yang ingin kusampaikan kepada mereka. Gembira karena setidaknya aku masih bisa mengetahui apa yang mereka rasakan sekarang lewat post-post mereka.

Mungkin Florence Littauer benar, orang Koleris tidak terlalu perlu teman. Namun, untuk sekali ini saja, aku begitu ingin bisa berkomunikasi normal lagi dengan mereka. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku begitu menginginkan seorang sahabat. Jika mereka mengatakan bahwa aku bukan teman yang baik, aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjadi seorang teman yang baik bagi mereka. Kalau usahaku belum cukup, aku akan lebih meningkatkan usahaku lagi kali ini.

Sekarang aku hanya bisa berharap agar Tuhan memberikan aku kekuatan, kekuatan untuk meminta maaf dan berterus terang kepada mereka. Betapa aku membutuhkan mereka untuk berbagi keceriaan dan kesedihan bersama mereka lagi. Sekarang, aku hanya bisa melihat setitik cahaya pengharapan yang memungkinkanku untuk kembali lagi bersama mereka. Maafkan aku, sahabat-sahabatku.

Selasa, 01 Juni 2010

Elements of Zodiac in Relationships

Saya mencoba mengambil teori ini dari suatu video game yang pernah saya mainkan. Meskipun belum terbukti kebenarannya, tetapi apa yang saya saksikan di kehidupan sehari-hari cukup untuk membenarkan adanya teori ciptaan saya ini.

Ada 12 zodiak yang kita ketahui. Masing-masing dari zodiak itu mewakili satu elemen, udara, api, air, dan tanah. Pertama-tama, kita harus mengetahui dulu, apa elemen kita.
Api (fire): Aries, Leo, Sagittarius
Tanah (earth): Taurus, Virgo, Capricorn
Udara (air): Gemini, Libra, Aquarius
Air (water): Cancer, Scorpio, Pisces
Tenang, ini bukan Avatar: The Last Airbender, hehehe.

Api adalah elemen destruktif (destruction). Orang dengan elemen api cenderung memiliki emosi yang meledak-ledak. Jika seorang Aries, Leo, atau Sagittarius sedang suntuk, emosi mereka akan tampak jelas di wajah mereka. Mereka terkadang juga terkesan melebih-lebihkan sesuatu.
Tanah adalah elemen suportif (support). Orang dengan elemen tanah adalah orang yang berperan sebagai pendukung dalam kehidupan. Biasanya, seorang Taurus, Virgo, dan Capricorn akan cenderung berusaha memberikan yang terbaik untuk orang lain. Selain itu, orang berelemen tanah juga seseorang yang berkemauan keras dan berpendirian tetap.
Udara adalah elemen perubahan (change). Orang dengan elemen udara cenderung mudah berubah pendiriannya. Gemini, Libra, dan Aquarius adalah orang yang bergerak sesuai emosi. Istilah kerennya, mood-mood-an. Orang berelemen udara akan mengikuti sesuatu yang menurutny patut diikuti, tetapi mereka adalah tipe orang yang cepat bosan.
Air adalah elemen kesetiaan (devotion). Orang dengan elemen air cenderung bersifat menenangkan dan menyembuhkan. Seorang Cancer, Scorpio, dan Pisces biasanya adalah orang yang tertutup dan tidak mudah ditebak. Terkadang, mereka akan cenderung selalu meminta maaf sekalipun tidak ada kesalahan yang mereka lakukan.

Lalu, apa hubungannya elemen yang satu dengan yang lainnya? Di salah satu game yang pernah saya mainkan, hubungan keempat elemen itu seperti ini:
Api -> Tanah -> Udara -> Air -> Api
Api kuat terhadap tanah, tanah kuat terhadap angin, angin kuat terhadap air, dan air kuat terhadap api. Masing-masing elemen juga memiliki lawannya yang bertolak belakang dengan diri mereka.
Api >< Air
Tanah >< Udara

Lalu, apa korelasinya dengan kondisi psikologi manusia?

Menurut hubungan yang pertama, seseorang yang berelemen api akan cenderung tunduk dan menurut kepada orang yang berelemen air, begitu seterusnya. Orang yang berelemen tertentu juga akan lemah terhadap suatu penyakit yang bersumber dari kelemahannya. Misalnya, orang yang berelemen air akan rentan terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara. Sebaliknya, orang berelemen tanah akan resisten, bahkan hampir kebal, terhadap penyakit yang ditularkan lewat udara.

Sementara itu, menurut hubungan yang kedua, seseorang dengan elemen tertentu tidak akan bisa bersatu dengan orang dengan elemen yang berlawanan dengannya. Jarang sekali kita melihat pasangan suami istri yang berasal dari dua elemen berlawanan. Kalaupun ada, biasanya hubungan mereka tidak berjalan terlalu mulus, bahkan mungkin sangat renggang.

Selain itu, dalam hubungan manusia, secara tidak langsung, seseorang yang berhubungan dengan orang lain dengan elemen berbeda akan menciptakan suatu hubungan yang unik. Hubungan ini bisa Anda amati sendiri di kehidupan nyata. Teorinya seperti ini:
Hubungan fire dan earth, begitu juga sebaliknya, akan menghasilkan hubungan yang dry (kering). Secara logika, api bersifat panas, dan tanah bersifat menyerap (absorbant). Gabungan antara fire dan earth akan menciptakan flint (batu api). Hubungan antara kedua elemen ini kuat, tetapi terkesan kaku (kering) tanpa bumbu-bumbu tertentu yang seharusnya ada dalam suatu hubungan.
Hubungan fire dan air, begitu juga sebaliknya, akan menghasilkan hubungan yang hot (panas). Secara logika, api bersifat panas, dan udara bersifat menguatkan (reinforcement). Gabungan antara fire dan air akan menciptakan thunder (petir). Pernah mendengar petir di kala badai besar dapat membakar pohon hingga luluh lantak? Hubungan antara kedua elemen ini sangat kuat. Udara bersifat membesarkan api, dan udara tidak akan memiliki kekuatan apa-apa jika tidak ditambah dengan sesuatu yang destruktif seperti api. Karena itu, hubungan antara dua elemen ini cenderung bersifat panas dalam segala hal. Jadi jangan heran jika Anda bertemu dengan pasangan yang seenaknya berciuman di depan umum tanpa rasa malu. Bisa jadi mereka adalah pasangan fire dan air.
Hubungan water dan air, begitu juga sebaliknya, akan menghasilkan hubungan yang wet (basah). Secara logika, air bersifat dingin, dan udara bersifat menguatkan (reinforcement). Gabungan antara water dan air akan menciptakan ice (es). Hubungan antara kedua elemen ini kuat, tetapi penuh dengan kepalsuan, terlalu banyak bumbu (basah) tetapi memiliki banyak makna di balik sikap mereka berdua yang saling berbagi keceriaan.
Hubungan water dan earth, begitu juga sebaliknya, akan menghasilkan hubungan yang cold (dingin). Secara logika, air bersifat dingin, dan tanah bersifat menyerap (absorbant). Gabungan antara water dan earth akan menciptakan mud (lumpur). Hubungan antara kedua elemen ini sangat kuat. Air tidak akan memiliki kekuatan apa-apa jika tidak didukung dengan tanah yang membuat air memiliki tekanan (ingat, sebuah lautan luas tidak akan ada artinya jika laut itu tidak memiliki dasar dan tepian, karena tekanan air tidak akan berguna tanpa ada sesuatu yang memantulkannya kembali). Namun, masalahnya, kedua elemen ini saling menekan. Air yang dingin membuat tanah menyerap dinginnya air itu, kemudian memantulkannya kembali pada si air. Karena penuh tekanan, hubungan antara kedua elemen ini akan terkesan dingin.

Ini hanya sekadar panduan yang saya buat dari pengalaman saya sehari-hari. Jangan terlalu dijadikan acuan, karena apa yang saya tulis di atas hanyalah sebuah asumsi yang terjadi antara orang-orang dengan elemen yang berbeda. Selama Anda dapat mengatur komunikasi Anda dengan orang-orang di sekitar Anda, hubungan-hubungan yang terjadi di atas tidak akan mencapai ekstrem negatif, bahkan mungkin baik-baik saja. Orang yang berbeda membutuhkan pendekatan yang berbeda. Jadi, selamat bersenang-senang dengan elemen-elemen Anda ^^

Senin, 31 Mei 2010

Keep On Fighting

Sebentar lagi UAS, tetapi aku masih senang-senang aja dengan rutinitasku yang berjubel-jubel. Banyak yang kulakukan akhir-akhir ini. ampir setiap malam aku terlelap pukul satu pagi dan bangun pukul tujuh. Untuk orang normal, kegiatan ini akan "membunuh" mereka dalam waktu singkat. Aku sih tahan-tahan aja, karena ada suplemen di rumah yang selalu kukonsumsi sebelum tidur untuk menambah energi. Nggak ada efek sampingnya lho. Mau coba? Harganya Rp366.000 per botol, kalo mau beli per kapsul harganya Rp10.000 per 4 kapsul. Nama suplemennya Renuves Capsules (koq jadi promosi ya?)

Kenapa ya aku bisa tahan kerja keras seperti itu? Sebenarnya jika kupikir-pikir lagi, bukan aku yang hebat, tetapi ada sesuatu yang membuatku terus melakukan hal tersebut tanpa berhenti, sesuatu yang membuatku terus berjuang untuk mewujudkannya, sesuatu yang biasanya terlupakan oleh masyarakat Indonesia karena sistem pendidikannya yang kacau-balau. IMPIAN.

Impian terbesarku adalah bisa terus bersama keluargaku tercinta di Pontianak. Karena itu, aku akan melakukan apa saja untuk mewujudkan hal itu, bahkan terkadang aku sampai mengorbankan akal sehatku dan mengabaikan kuliahku. Meskipun demikian, nilai-nilai kuliahku masih di atas rata-rata. Jadi, selama tubuhku mampu menjalani kedua hal tersebut, aku sih fine-fine aja.

Pernah sekali aku bertengkar hebat dengan sahabatku di kampus karena soal kerja kelompok. Emosiku memang gampang meluap-luap, dan kesalahan terbesarku yang sekarang sudah sangat kutekan sedemikian rupa adalah menuliskan segalanya di Facebook. Jika orang-orang umumnya melampiaskan emosinya dengan tindakan yang merusak, aku justru melampiaskannya lewat tulisan.

Celakanya, tulisan-tulisanku kerapkali membuat sahabat-sahabatku tersinggung dan membuat hubungan kami jadi renggang. Padahal, menurutku, tulisan-tulisanku itu sangat normal. Facebook adalah jejaring sosial. Memang sih, akan menjadi masalah jika tulisanku menyinggung pihak yang merasa, tetapi menurutku sah-sah saja menumpahkan semua emosiku ke sana kan? Aku hanya lupa mengatur privacy setting-nya saja, dan anehnya sahabatku itu mengatur agar semua status yang ku-post di Facebook akan masuk ke HP-nya dalam bentuk SMS. Dasar aneh... Ke mana privasiku???

Oke, serius, karena statusku itu jadi masalah sampai kami adu teriak di kelas, akhirnya aku minta maaf dan men-delete status itu dari Facebook-ku. Aku mencoba melihat masalah ini dari perspektif sahabat-sahabatku dan memang di mata mereka, akulah yang salah. Mungkin memang aku terlalu fanatik dalam mengejar impianku, meskipun menurutku normal-normal saja.

Sebelum aku men-delete post statusku itu, aku sempat membaca beberapa comment yang tidak mengenakkan dari teman-temanku, dan yang membuatku sebal setengah mati adalah ada yang mengatakan "Fighting for your so-high-called dreams". Memang aneh, kebanyakan orang menginginkan sesuatu yang begitu besar, tetapi takut untuk mewujudkannya, karena semakin tinggi suatu impian, ketika Anda gagal/jatuh, sakit yang Anda rasakan akan semakin besar.

Barusan juga ada temanku yang mengatakan bahwa penghasilan utamaku tidak harus berasal dari bisnis MLM yang sedang kujalani ini. Nah, masalahnya, walaupun sekarang penghasilanku belum bisa dikatakan besar dari bisnis MLM, tetapi temanku itu tidak bisa menjawab ketika aku meminta rekomendasi beberapa pekerjaan yang bisa membantuku mengisi waktu luangku.

Aku tahu bakatku ada di bidang apa saja, dan aku tahu betul apa yang kulakukan. Sebenarnya sih, I am me. Apapun yang kulakukan sekarang itu semua adalah keinginanku. Mereka memang berhak untuk memberi kritikan, dan aku terima semua kritikan itu dengan senang hati. Terkadang aku pun mengaplikasikannya dengan caraku sendiri, dan tentunya caraku itu tidak sepenuhnya dimengerti oleh orang lain.

Mereka tidak merasakan seberapa kerasnya hidupku. Mereka tidak tahu bagaimana kerasnya aku dididik oleh Ibuku yang single parent sejak 1997. Aku selalu dicemooh dan dianggap tidak bisa apa-apa oleh keluargaku karena pribadiku yang pendiam setengah mati. Begitu gilirannya aku mengutarakan pendapatku, banyak orang yang tidak suka karena terkesan kasar, walaupun pendapatku itu benar adanya dan ujung-ujungnya toh mereka setuju juga.

Lalu, mengapa aku begitu getol menjalankan bisnis ini? Padahal, bagi sebagian besar orang Indonesia, MLM itu adalah bisnis yang tidak jelas. Memang tidak jelas, jika kita memandangnya sebagai sesuatu yang tidak jelas. Menurutku sih, justru pekerjaan di luar sanalah yang tidak jelas. Aku pernah bekerja sebagai operator warnet milik sepupuku, dan apa yang kudapat? Aku tidak melihat suatu masa depan yang menjanjikan, karena itulah aku memberontak dan quit dari pekerjaan itu.

Sebenarnya, seperti kataku tadi, aku ingin terus bersama keluargaku. Aku tidak mau hal yang sama yang terjadi padaku di masa kecil terjadi juga pada anak-anakku nanti. Mungkin orang akan berpikir, "Cape deh, lu mau makan aja masih nyariin warteg-warteg yang murah, gimana mau sukses nantinya?" Namun, lebih baik berpikir jauh ke depan, karena dengan berpikir jauh ke depan (menurutku), kita sudah melakukan suatu afirmasi, dan dari afirmasi itulah kita akan berusaha mewujudkan masa depan yang masih bayang-bayang itu menjadi kenyataan.

Aku bukan mencari materi. Aku juga bukan mencari penghargaan. Yang kuinginkan hanyalah terus mempertahankan senyum dari Ibu dan adik-adikku. Kedengarannya klise. Memang, tetapi tidak ada salahnya untuk terus diperjuangkan, bukan? Semua hal di dunia ini datang dan pergi, tetapi ada satu hal yang tidak akan pernah bisa kita dapatkan kembali, yaitu waktu.

Aku tidak tahu kapan terakhir kali aku bisa melihat senyum dari keluargaku, karena itulah aku habis-habisan di bisnis MLM ini. Demi merekalah aku rela berjuang setiap hari dan begadang semalaman hanya untuk bertemu dengan komunitas yang terus mendukungku untuk menjalankan bisnis ini. Mereka peduli dengan masa depanku, tetapi akulah yang harus mewujudkannya. Mereka hanya berperan sebagai pendukung dalam usaha-usahaku. Jika aku menanyakan tentang masa depanku di warnet kepada sepupuku itu, aku yakin dia tidak akan bisa menjawab, atau setidaknya memberikan gambaran masa depan yang benar-benar dapat terwujud 1-2 tahun ke depan.

Aku tidak menghina pekerjaan selain distributor MLM, tetapi aku realistis. Untuk apa memperjuangkan suatu pekerjaan dengan gengsi tinggi tetapi bergaji kecil daripada sebuah pekerjaan--yang menurut kebanyakan orang adalah pekerjaan yang hina--dengan perhasilan ratusan juta? Zaman sekarang, orang itu bekerja demi penghasilan. Untuk apa gengsi-gengsian? Memangnya gengsi bisa menghidupkan kembali orang-orang yang kita cintai ketika mereka sudah tiada?

Rabu, 12 Mei 2010

ML M? Kenapa Tidak?

Kebanyakan orang negatif dan merasa ogah untuk mengikuti yang namanya Network Marketing/Personal Franchise/Multi Level Marketing, atau yang di Indonesia lebih akrab dikenal dengan tiga huruf, MLM. Mengapa? Alasannya sebenarnya cukup sederhana, mereka tidak tahu mana MLM yang benar.

Ya, di Indonesia sendiri, sejak bisnis Network Marketing memasuki negara agraris ini, mental masyarakat Indonesia yang ikut-ikutan pun mulai beraksi. MLM-MLM mulai tumbuh bak jamur di musim penghujan. Sangat sedikit MLM yang benar-benar resmi alias terdaftar dalam APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia). Nah, MLM-MLM abal-abal inilah yang membuat banyak orang Indonesia enggan, bahkan jijik, untuk menggeluti bisnis Network Marketing. MLM-MLM abal-abal ini lebih banyak dikenal dengan dua kata, money game.

Dalam sistem money game, tidak ada produk yang dijual. Kalaupun ada, hanya sebagai kedok. Biasanya menjanjikan sesuatu yang terlalu muluk tanpa menuntut kerja keras. Siapapun yang mengikuti money game ini, mereka hanya perlu mendaftar dengan biaya yang luar biasa tinggi dan tidak perlu bekerja keras, cukup menggabungkan orang-orang baru dan menerima keuntungan dari sana. Masalahnya, dalam money game, tidak dikenal sistem downline yang bisa menyalip upline-nya. Yang ada, orang yang bergabung belakangan dalam money game akan sangat dirugikan. Oleh karena itu, jika Anda ditawari suatu bisnis MLM, periksalah dulu apakah MLM itu terdaftar sebagai anggota APLI (bisa dicek di www.apli.or.id). Jika MLM itu tidak terdaftar, bisa jadi itu bisnis money game.

Setelah menjalani MLM, saya bertemu dengan berbagai orang di luar sana dengan berbagai alasan yang membuat mereka enggan menjalankan MLM. Beberapa alasan itu adalah:
1. Saya tidak bisa ngomong
2. Saya tidak punya teman
3. Saya tidak punya uang
4. Saya tidak pandai berbicara di depan umum
5. Saya tidak suka menawar-nawarkan MLM
6. Hidup saya cukup begini-begini saja
7. Saya ogah disuruh-suruh upline untuk kerja ini itu
8. Masa depan saya bukan hanya di MLM
9. Untuk menjalankan MLM diperlukan skill khusus, saya tidak punya skill itu
10. Saya takut ditolak

Sebenarnya masih banyak alasan yang pernah saya dengar, tetapi sepuluh alasan inilah yang paling sering saya dengar dari teman-teman saya yang pernah saya prospek. Untuk itu, saya akan membahasnya satu per satu.

1. Saya tidak bisa ngomong.
Lha? Tadi itu apa? Ngomong kan? Bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa Anda tidak bisa ngomong padahal Anda baru saja ngomong?

2. Saya tidak punya teman.
Lalu untuk apa Anda hidup jika Anda tidak punya teman? Tidak perlu teman dekat. Di dunia yang begitu luas ini, pastilah ada satu orang saja yang memperhatikan dan mengerti tentang diri Anda. Sederhananya, bukankah keluarga Anda adalah teman Anda yang pertama? Sungguh menyedihkan hidup Anda jika Anda tidak memiliki seorang pun yang Anda pikirkan.

3. Saya tidak punya uang.
Eits, hati-hati, kata-kata Anda adalah doa. Masalah keuangan Anda dimulai bukan dari detik ini kan? Jika Anda terus berpikir bahwa Anda tidak punya uang, maka lihatlah apa yang terjadi pada Anda tahun depan, dua tahun ke depan, mungkin sepuluh tahun ke depan. Jika Anda tidak mengubah pola pikir Anda, maka Anda tidak akan pernah punya uang di masa depan nanti.

4. Saya tidak pandai berbicara di depan umum.
Kata siapa Anda harus langsung berbicara di depan umum di tahap awal? Yang ditunjuk untuk menjadi pembicara di depan umum adalah orang yang sudah sukses. Para pemula tidak perlu berbicara di depan umum. Semuanya perlu proses. Toh Anda memiliki upline yang bisa menjadi mulut Anda ketika pertemuan berlangsung. Begitu Anda sudah menjadi seorang pemenang, barulah Anda berbicara di depan umum. Ketika saat itu tiba, saya yakin, berbicara di depan umum bukanlah hal yang asing lagi bagi Anda.

5. Saya tidak suka menawar-nawarkan MLM.
Ini salah satu alasan yang agak langka. Teman saya yang mengatakan hal itu berkata, "Siapa yang tahu bahwa nanti saya menjadi seorang direktur perusahaan?" Nah, masalahnya, Anda tidak akan bisa menjadi seorang yang besar jika Anda tidak suka menawar-nawarkan sesuatu. Tidak harus MLM yang ditawarkan. Misalnya saja Anda menawarkan suatu sistem kerja yang Anda temukan sendiri, itu sudah termasuk menawarkan sesuatu kan? Bagaimana Anda bisa menjadi direktur jika Anda tidak bisa menawarkan kerja sama ke perusahaan lain nantinya?

6. Hidup saya cukup begini-begini saja.
Saya bingung... Anda pesimis sekali... Bagaimana bisa Anda menjalani hidup seperti ini selama bertahun-tahun tanpa rasa bosan? Kalau sudah begini, solusi saya untuk Anda adalah (silakan pilih salah satu):
a. gantung diri di pohon cabe.
b. berguling-guling di atas pecahan kaca.
c. terjun dari puncak air terjun Niagara.
d. tentukan sendiri.
Cobalah sedikit warnai hidup Anda. Hidup tanpa semangat sama saja hidup seperti robot. Satu kata untuk Anda, KASIHAN...

7. Saya ogah disuruh upline kerja ini-itu.
Yang mau sukses siapa ya? Pertanyaan saya retoris. Jika Anda bekerja di luaran, apakah Anda tidak pernah disuruh-suruh oleh orang yang lebih berpengalaman dari Anda? Sama saja kan? Di tempat kerja toh Anda juga disuruh-suruh dan dimarahi bos Anda demi kebaikan Anda sendiri. Walaupun yang paling tahu tentang diri Anda dan masalah-masalah Anda adalah Anda sendiri, tetapi tidak ada salahnya kan orang yang lebih berpengalaman membagikan ilmunya untuk Anda lewat perintah?

8. Masa depan saya bukan hanya di MLM.
Ya, betul. Pertanyaannya kembali retoris. Anda perlu waktu berapa lama untuk menjadi seorang direktur perusahaan dan memiliki penghasilan ratusan juta per bulan tanpa kebebasan waktu? MLM adalah alternatif tercepat yang pernah ada dan memberikan anda kebebasan uang dan waktu sekaligus (ingat, pada umumnya manusia bekerja dengan membarter waktu dan uang).

9. Untuk menjalankan MLM diperlukan skill khusus, saya tidak punya skill itu.
Siapa bilang? Skill bisa muncul seiring waktu berlalu, asal Anda mau belajar. Jika yang Anda maksud adalah talent, maka percayalah, sehebat apapun talent Anda, Anda tidak akan pernah sukses di MLM jika Anda tidak berkeinginan untuk belajar. Saya, sekali lagi, dulunya tidak bisa bergaul dengan baik alias kuper, tetapi sekarang saya bisa berbicara santai kepada para penjual nasi, penjaja ketoprak, pemilik warung, dan lain sebagainya. Jangan lihat diri saya sekarang, lihatlah saya 5-10 tahun yang lalu. Anda tidak akan percaya apa yang terjadi pada saya yang telah membuat saya seperti ini sekarang.

10. Saya takut ditolak.
Pernah naksir seseorang? Pernahkah Anda ditolak ketika Anda menyatakan perasaan Anda kepada pasangan Anda? Pernahkan skripsi Anda dikembalikan dan dipaksa revisi ulang oleh pembimbing skripsi Anda? Pernahkah orangtua Anda menolak memberikan uang jajan tambahan ketika Anda sangat memerlukannya dan merengek-rengek kepada mereka? Pernahkah Anda tidak diterima untuk bekerja di suatu perusahaan? Hidup itu penuh penolakan. Jika Anda ditolak untuk sukses dengan cepat, kenapa tidak? Untuk apa depresi karena penolakan?