Akhirnya Ujian Akhir Semester selesai, dan akhirnya gue punya bahan baru lagi buat di-post di sini. UAS-nya sendiri nggak berat sih, tapi cukup melelahkan dengan banyaknya take home test yang harus dikerjakan. Kali ini gue pengen membahas tentang kejadian dalam hidup gue akhir-akhir ini.
Gue nambah gemuk. Akhirnya program gain mass gue berhasil. Peningkatannya memang nggak banyak, tapi cukup signifikan karena dosen yang udah lama nggak ketemu sama gue tiba-tiba ngomong: "Kamu gemukan ya?" Kalau udah orang lain yang mengatakan gue tambah gemuk, gue semakin semangat untuk nambah massa otot dan berat badan. Jujur aja, gue baru 60-61 kg, dan berat ideal buat gue adalah 65-67, jadi gue masih berusaha untuk menambah sambil tetap mempertahankan jangan sampai lemak badan gue meluber ke mana-mana.
Kabar terbaru dari keluarga gue adalah adik gue yang pertama rupanya ada sedikit masalah jantung. Dia nggak bisa lari jauh dan cepat, karena jantungnya nggak bisa mompa darah dengan optimal kalau dia kecapean. Lusa gue pulang Pontianak, dan gue bawa obat buat dia. Kasihan juga sih, soalnya seingat gue, walaupun adik gue itu cenderung pemalas di pagi hari, dia juga rajin olahraga. Setidaknya belum pernah ada masalah dengan kegiatan olahraganya di sekolah, dan dia masih oke-oke aja main badminton dan sebagainya. Semoga dengan obat yang gue bawa nanti dia segera sembuh deh.
Novel gue ditolak. Nggak apa-apa sih, itu proses yang harus gue lalui. Masih banyak penerbit yang mungkin akan menerima novel gue, tinggal ditowel aja satu-satu. Bahkan sebelum draft final novel gue benar-benar kelar dan selesai diedit di beberapa bagian yang masih rancu dan ganjil, gue udah mikirin ide buat novel baru. Gila ya? Begitulah gue, kalau udah urusan kesehatan atau tulis-menulis, otak gue muternya cepat. Teman-teman gue perlu waktu berbulan-bulan hanya untuk memikirkan ide cerita, dan gue bisa menghasilkan 50 halaman A4 draft novel dalam waktu yang sama. Apa aja bisa jadi ide cerita buat gue, mulai dari kegiatan sehari-hari, kisah sukses, sampai sesuatu yang orang anggap sangat absurd seperti dunia video game. Kalau udah keranjingan nulis jadi gini deh.
Gue mau nge-band lagi. Misi pertama gue setelah sampai ke Pontianak nanti adalah mengunjungi tempat gue latihan band bersama teman-teman gue dulu. Gue nggak tahu apakah tempat itu masih jadi tempat latihan band atau nggak, tapi at least gue pengen latihan band lagi. Gue pengen ngembaliin kemampuan keyboard gue yang menumpul. Rencananya nanti pas balik ke Jakarta, gue mau bawa seruling kesayangan gue yang pernah gue mainin pas jadi tim musik upacara 17-an pas SMA dulu. Itu satu-satunya alat musik yang sangat gue kuasai selain keyboard. Selain mau nge-band lagi, gue juga mau latihan nyanyi. Kalau yang ini otodidak sih, tapi gue udah nemuin warna suara gue, dan teman-teman bilang memang warna itu cocok buat gue. Suara gue pas lagi nyanyi lebih mirip dengan suara vokalisnya Dygta dan ADA Band. Gue bisa nyanyi lagu-lagu mereka dengan baik, sedangkan lagu band lain biasanya cenderung nggak powerful kalau dinyanyiin sama gue. Nggak apa-apa deh, yang penting gue udah nemuin kemampuan vokal gue, akhirnya :)
Terakhir, ini masalah yang paling sensitif dalam kehidupan gue. Lagi-lagi gue harus membahas soal cinta. Sebenarnya intinya cuma satu sih, gue pengen punya pacar. Lucu juga sih, beberapa teman gue terkadang ngeluh gimana susahnya dia harus maintain hubungan dengan kekasihnya, bahkan berharap supaya hubungan mereka segera berakhir dan memandang jomblo adalah suatu anugerah. Namun, nggak buat gue. Gue capek nge-jomblo. Gue pengen ngerasain gimana rasanya pacaran yang benar-benar pacaran dan gimana mengatasi konflik dalam hubungan asmara. Masalahnya, dari semua cewek yang pernah gue taksir, kebanyakan nggak mau sama gue, entah kenapa. Memang sih, gue nggak semenarik cowok-cowok yang bisa bikin ceweknya terbahak setiap hari. Gue tipe cowok analitis yang cenderung hanya bisa membuat joke yang terkesan jayuz. Hanya sedikit orang yang bisa terbahak waktu dengar gue bercanda.
Satu-satunya modal gue, sekaligus bumerang buat gue dalam urusan cinta adalah setia dan pengertian. Gue selalu mencoba untuk mengerti orang lain dan mencari tahu mengenai segala sesuatu mengenai orang yang dekat dengan gue. Bahkan, sebelum sempat jadian dengan satu cewek, gue akan cenderung setia sampai gue sadar kalau tuh cewek benar-benar nggak mau sama gue. Sebagian besar teman gue menganggap gue bodoh dalam soal ini. Mereka sering lihat gue jatuh bangun dan "luka-luka" hanya untuk mengejar cewek yang sejak awal udah nunjukin tanda kalau dia nggak mau sama gue. Sayangnya, gue bukan tipe yang menyerah semudah itu, dan sekarang, gue sedang berusaha supaya keunggulan gue ini nggak jadi bumerang buat gue nantinya.
Oh, gebetan? Well, how to say it? Boleh nggak kalau gue bilang gue suka sama lu di sini? Gue tahu lu selalu baca blog gue dan gue sadar kalau ini sama sekali bukan cara yang gentle buat ngungkapin perasaan. Sayangnya, kita susah banget ketemu. Gue nggak keberatan kalau lu nggak mau sama gue, yang jelas gue udah merasa lega kalau gue bisa ngomong langsung kayak gitu ke lu. Well, maybe not "like", "I LOVE YOU" is more like it. Percaya nggak kalau gue selalu berharap lu bisa balas SMS gue, atau balas saling mention di Twitter, atau chatting di Facebook? Mungkin berlebihan ya? Untuk yang satu ini gue lebay, tapi mungkin lebih tepat disebut, gue selalu galau mendadak kalau gue lagi mikirin lu, seriously. You're driving me crazy inside.
Hahaha, ya sudahlah, lupakan. Gue akan bilang langsung begitu keberanian gue memang udah ngumpul dan kita pas ketemu. Take care, GBU, I hope to see you soon :)
Oh, buat readers, maaf gue jadi curcol di sini, tapi nggak apa-apa deh, toh beberapa lama sekali juga kan gue baru update blog gue. Kalau mengganggu penglihatan, di-skip aja bacanya, sekalian nunggu post berikutnya dari gue. See you guys ;)
Kamis, 23 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar