Pages

Rabu, 12 Mei 2010

ML M? Kenapa Tidak?

Kebanyakan orang negatif dan merasa ogah untuk mengikuti yang namanya Network Marketing/Personal Franchise/Multi Level Marketing, atau yang di Indonesia lebih akrab dikenal dengan tiga huruf, MLM. Mengapa? Alasannya sebenarnya cukup sederhana, mereka tidak tahu mana MLM yang benar.

Ya, di Indonesia sendiri, sejak bisnis Network Marketing memasuki negara agraris ini, mental masyarakat Indonesia yang ikut-ikutan pun mulai beraksi. MLM-MLM mulai tumbuh bak jamur di musim penghujan. Sangat sedikit MLM yang benar-benar resmi alias terdaftar dalam APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia). Nah, MLM-MLM abal-abal inilah yang membuat banyak orang Indonesia enggan, bahkan jijik, untuk menggeluti bisnis Network Marketing. MLM-MLM abal-abal ini lebih banyak dikenal dengan dua kata, money game.

Dalam sistem money game, tidak ada produk yang dijual. Kalaupun ada, hanya sebagai kedok. Biasanya menjanjikan sesuatu yang terlalu muluk tanpa menuntut kerja keras. Siapapun yang mengikuti money game ini, mereka hanya perlu mendaftar dengan biaya yang luar biasa tinggi dan tidak perlu bekerja keras, cukup menggabungkan orang-orang baru dan menerima keuntungan dari sana. Masalahnya, dalam money game, tidak dikenal sistem downline yang bisa menyalip upline-nya. Yang ada, orang yang bergabung belakangan dalam money game akan sangat dirugikan. Oleh karena itu, jika Anda ditawari suatu bisnis MLM, periksalah dulu apakah MLM itu terdaftar sebagai anggota APLI (bisa dicek di www.apli.or.id). Jika MLM itu tidak terdaftar, bisa jadi itu bisnis money game.

Setelah menjalani MLM, saya bertemu dengan berbagai orang di luar sana dengan berbagai alasan yang membuat mereka enggan menjalankan MLM. Beberapa alasan itu adalah:
1. Saya tidak bisa ngomong
2. Saya tidak punya teman
3. Saya tidak punya uang
4. Saya tidak pandai berbicara di depan umum
5. Saya tidak suka menawar-nawarkan MLM
6. Hidup saya cukup begini-begini saja
7. Saya ogah disuruh-suruh upline untuk kerja ini itu
8. Masa depan saya bukan hanya di MLM
9. Untuk menjalankan MLM diperlukan skill khusus, saya tidak punya skill itu
10. Saya takut ditolak

Sebenarnya masih banyak alasan yang pernah saya dengar, tetapi sepuluh alasan inilah yang paling sering saya dengar dari teman-teman saya yang pernah saya prospek. Untuk itu, saya akan membahasnya satu per satu.

1. Saya tidak bisa ngomong.
Lha? Tadi itu apa? Ngomong kan? Bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa Anda tidak bisa ngomong padahal Anda baru saja ngomong?

2. Saya tidak punya teman.
Lalu untuk apa Anda hidup jika Anda tidak punya teman? Tidak perlu teman dekat. Di dunia yang begitu luas ini, pastilah ada satu orang saja yang memperhatikan dan mengerti tentang diri Anda. Sederhananya, bukankah keluarga Anda adalah teman Anda yang pertama? Sungguh menyedihkan hidup Anda jika Anda tidak memiliki seorang pun yang Anda pikirkan.

3. Saya tidak punya uang.
Eits, hati-hati, kata-kata Anda adalah doa. Masalah keuangan Anda dimulai bukan dari detik ini kan? Jika Anda terus berpikir bahwa Anda tidak punya uang, maka lihatlah apa yang terjadi pada Anda tahun depan, dua tahun ke depan, mungkin sepuluh tahun ke depan. Jika Anda tidak mengubah pola pikir Anda, maka Anda tidak akan pernah punya uang di masa depan nanti.

4. Saya tidak pandai berbicara di depan umum.
Kata siapa Anda harus langsung berbicara di depan umum di tahap awal? Yang ditunjuk untuk menjadi pembicara di depan umum adalah orang yang sudah sukses. Para pemula tidak perlu berbicara di depan umum. Semuanya perlu proses. Toh Anda memiliki upline yang bisa menjadi mulut Anda ketika pertemuan berlangsung. Begitu Anda sudah menjadi seorang pemenang, barulah Anda berbicara di depan umum. Ketika saat itu tiba, saya yakin, berbicara di depan umum bukanlah hal yang asing lagi bagi Anda.

5. Saya tidak suka menawar-nawarkan MLM.
Ini salah satu alasan yang agak langka. Teman saya yang mengatakan hal itu berkata, "Siapa yang tahu bahwa nanti saya menjadi seorang direktur perusahaan?" Nah, masalahnya, Anda tidak akan bisa menjadi seorang yang besar jika Anda tidak suka menawar-nawarkan sesuatu. Tidak harus MLM yang ditawarkan. Misalnya saja Anda menawarkan suatu sistem kerja yang Anda temukan sendiri, itu sudah termasuk menawarkan sesuatu kan? Bagaimana Anda bisa menjadi direktur jika Anda tidak bisa menawarkan kerja sama ke perusahaan lain nantinya?

6. Hidup saya cukup begini-begini saja.
Saya bingung... Anda pesimis sekali... Bagaimana bisa Anda menjalani hidup seperti ini selama bertahun-tahun tanpa rasa bosan? Kalau sudah begini, solusi saya untuk Anda adalah (silakan pilih salah satu):
a. gantung diri di pohon cabe.
b. berguling-guling di atas pecahan kaca.
c. terjun dari puncak air terjun Niagara.
d. tentukan sendiri.
Cobalah sedikit warnai hidup Anda. Hidup tanpa semangat sama saja hidup seperti robot. Satu kata untuk Anda, KASIHAN...

7. Saya ogah disuruh upline kerja ini-itu.
Yang mau sukses siapa ya? Pertanyaan saya retoris. Jika Anda bekerja di luaran, apakah Anda tidak pernah disuruh-suruh oleh orang yang lebih berpengalaman dari Anda? Sama saja kan? Di tempat kerja toh Anda juga disuruh-suruh dan dimarahi bos Anda demi kebaikan Anda sendiri. Walaupun yang paling tahu tentang diri Anda dan masalah-masalah Anda adalah Anda sendiri, tetapi tidak ada salahnya kan orang yang lebih berpengalaman membagikan ilmunya untuk Anda lewat perintah?

8. Masa depan saya bukan hanya di MLM.
Ya, betul. Pertanyaannya kembali retoris. Anda perlu waktu berapa lama untuk menjadi seorang direktur perusahaan dan memiliki penghasilan ratusan juta per bulan tanpa kebebasan waktu? MLM adalah alternatif tercepat yang pernah ada dan memberikan anda kebebasan uang dan waktu sekaligus (ingat, pada umumnya manusia bekerja dengan membarter waktu dan uang).

9. Untuk menjalankan MLM diperlukan skill khusus, saya tidak punya skill itu.
Siapa bilang? Skill bisa muncul seiring waktu berlalu, asal Anda mau belajar. Jika yang Anda maksud adalah talent, maka percayalah, sehebat apapun talent Anda, Anda tidak akan pernah sukses di MLM jika Anda tidak berkeinginan untuk belajar. Saya, sekali lagi, dulunya tidak bisa bergaul dengan baik alias kuper, tetapi sekarang saya bisa berbicara santai kepada para penjual nasi, penjaja ketoprak, pemilik warung, dan lain sebagainya. Jangan lihat diri saya sekarang, lihatlah saya 5-10 tahun yang lalu. Anda tidak akan percaya apa yang terjadi pada saya yang telah membuat saya seperti ini sekarang.

10. Saya takut ditolak.
Pernah naksir seseorang? Pernahkah Anda ditolak ketika Anda menyatakan perasaan Anda kepada pasangan Anda? Pernahkan skripsi Anda dikembalikan dan dipaksa revisi ulang oleh pembimbing skripsi Anda? Pernahkah orangtua Anda menolak memberikan uang jajan tambahan ketika Anda sangat memerlukannya dan merengek-rengek kepada mereka? Pernahkah Anda tidak diterima untuk bekerja di suatu perusahaan? Hidup itu penuh penolakan. Jika Anda ditolak untuk sukses dengan cepat, kenapa tidak? Untuk apa depresi karena penolakan?

0 komentar:

Posting Komentar